Bitcoin (BTC)
Jakarta, 8 Oktober 2025 — Setelah beberapa pekan mengalami reli tajam hingga menembus rekor baru, pasar kripto kini memasuki fase koreksi yang cukup signifikan. Harga Bitcoin dan altcoin utama turun cukup tajam dalam 24 jam terakhir, memunculkan kekhawatiran di kalangan investor dan trader. Namun, sebagian analis menilai bahwa koreksi ini merupakan bagian dari siklus sehat setelah lonjakan harga yang luar biasa.
Bitcoin Turun dari Puncak Tertingginya
Harga Bitcoin (BTC) sempat mencapai level tertinggi di US$ 126.000 pada awal Oktober 2025, sebelum terkoreksi ke kisaran US$ 121.000 – US$ 122.000. Penurunan sekitar 4–5% ini juga diikuti oleh pelemahan di aset kripto lain seperti Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan Cardano (ADA).
Menurut laporan Reuters dan CoinDesk, total kapitalisasi pasar kripto global menyusut lebih dari US$ 80 miliar dalam satu hari. Aksi jual besar-besaran ini menandakan investor mulai melakukan profit taking setelah reli panjang yang dipicu euforia ETF dan turunnya suku bunga acuan di Amerika Serikat.
“Koreksi ini wajar. Pasar sedang menyesuaikan diri setelah kenaikan agresif. Level psikologis US$ 120.000 masih menjadi batas aman untuk Bitcoin,”
— James Carter, Analis Senior CryptoNews.
Apa Penyebab Koreksi?
Ada beberapa faktor utama yang diyakini menjadi pemicu turunnya harga kripto pekan ini:
1. Overleverage di Pasar Futures
Lonjakan harga sebelumnya membuat banyak trader membuka posisi dengan leverage tinggi. Begitu harga sedikit turun, terjadi efek domino berupa likuidasi paksa senilai lebih dari US$ 1,5 miliar, menurut data dari Business Insider.
2. Tekanan dari Sektor Makroekonomi
Pasar menanti keputusan The Federal Reserve mengenai arah suku bunga selanjutnya. Kekhawatiran bahwa pemangkasan suku bunga akan ditunda menyebabkan investor mengurangi eksposur pada aset berisiko seperti kripto.
3. Aktivitas On-Chain yang Melemah
Data menunjukkan volume transaksi on-chain Bitcoin turun ke level terendah dalam lima tahun terakhir. Artinya, kenaikan harga sebelumnya lebih dipicu spekulasi daripada adopsi pengguna baru.
4. Resistensi Teknis yang Kuat
Secara teknikal, area US$ 125.000 – US$ 126.000 menjadi zona resistensi berat. Gagal menembus area ini menyebabkan tekanan jual meningkat tajam di bursa spot maupun derivatif.
Dampak Koreksi bagi Investor
Koreksi pasar kali ini berdampak luas terhadap sentimen investor:
-
Altcoin mencatat penurunan rata-rata 6–10% dalam sehari.
-
Token DeFi seperti AAVE dan UNI ikut tertekan akibat penurunan nilai kolateral.
-
Volume perdagangan menurun sekitar 20% dibandingkan minggu sebelumnya.
-
Beberapa proyek baru menunda peluncuran token karena volatilitas pasar terlalu tinggi.
Namun tidak semua kabar buruk. Investor jangka panjang memanfaatkan momen ini untuk “buy the dip”, alias membeli saat harga turun. Banyak yang menilai harga saat ini masih dalam tren naik jangka menengah karena didukung fundamental kuat seperti meningkatnya minat ETF dan adopsi institusional.
Level Harga yang Perlu Diperhatikan
| Level Teknis | Arti Penting |
|---|---|
| US$ 118.000 | Support kuat jangka menengah |
| US$ 122.900 | Area konsolidasi saat ini |
| US$ 126.000 | Zona resistensi utama |
| US$ 130.000 | Target kenaikan berikutnya jika tren pulih |
Jika Bitcoin mampu bertahan di atas level US$ 120.000, peluang rebound masih terbuka lebar. Namun bila turun di bawah US$ 118.000, potensi penurunan lanjutan ke US$ 112.000 bisa terjadi.
Strategi yang Disarankan
-
Gunakan Strategi DCA (Dollar Cost Averaging)
Beli secara bertahap di setiap penurunan agar bisa mendapatkan harga rata-rata yang lebih baik. -
Hindari Leverage Tinggi
Karena volatilitas meningkat, penggunaan leverage tinggi justru memperbesar risiko likuidasi. -
Diversifikasi Portofolio
Jangan hanya memegang Bitcoin. Sertakan aset stabil seperti stablecoin, emas digital, atau saham blockchain. -
Pantau Sinyal Makroekonomi
Kebijakan suku bunga, inflasi, dan geopolitik global sangat memengaruhi arah pasar kripto.
Dampak Global & Prospek ke Depan
Walau pasar sedang terkoreksi, arus dana ke produk ETF kripto terus meningkat. Reuters mencatat aliran dana sebesar US$ 5,95 miliar ke ETF kripto dalam sepekan terakhir, menandakan minat investor institusional masih kuat.
Selain itu, peluncuran S&P Digital Markets 50 Index yang menggabungkan aset blockchain dan saham teknologi diharapkan mampu memperluas eksposur publik terhadap sektor aset digital.
“Koreksi saat ini mungkin hanya jeda sejenak sebelum reli berikutnya. Fundamental jangka panjang kripto masih positif,”
— David Liu, Chief Strategist, Blockchain Research Group.
Koreksi pasar kripto kali ini menunjukkan bahwa volatilitas masih menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia aset digital. Meski menimbulkan kekhawatiran jangka pendek, banyak analis menilai momen ini sebagai fase sehat untuk mengembalikan keseimbangan pasar.
Investor yang cermat dan disiplin justru bisa memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan akumulasi aset di harga menarik — dengan tetap menjaga manajemen risiko yang ketat.

Posting Komentar